[Review] Segitiga Tanpa Sisi

Dear pembaca,

Buku ini sudah lama sekali saya membacanya. Kalau tidak salah bulan 6 lalu saat saya libur kuliah. Nah, sekarang saya akan mengreviewnya. Ini bukan buku baru, tapi buku ini menjadi salah satu kesukaanku dalam genre thriller. Ada yang sudah pernah membacanya? Saatnya aku mengulas …!


Judul : Segitiga Tanpa Sisi
Penulis : Melia Lustojoputro
Penerbit : Grasindo
Tahun terbit : 2016
Tebal : 281 halaman

[Blurb]
Sesosok mayat yang dibunuh secara sadis menjadi awal dari rangkaian pembunuhan berikutnya. Semuanya berada dalam pusaran kehidupan Sara, seorang wanita yang tampak lemah tak berdaya. Setelah suaminya meninggal dalam kecelakaan, Sara harus menerima kenyataan pahit saat orang-orang di sekitarnya berguguran.

Masa lalu yang terkubur kembali mengejar dengan hadirnya seseorang yang pernah menoreh luka dan mengoyak rasa. Seseorang yang bertekad tidak akan berhenti sebelum menghancurkannya. Jerry, seorang detektif polisi mencoba memecahkan kasus ini, membawanya ke dalam pergolakan rasa dan serangakain peristiwa yang menegangkan. Tapi semakin lama ia semakin terlarut dalam kusutnya benang yang telah tercipta. Ia harus mencari ujung benang itu dan memetakan kembali, hingga terungkap, siapa pembunuh yang sesungguhnya.

Akhir yang tak terduga menanti mereka bertiga di pinggir jurang yang tak bertitian. Segitiga tanpa sisi telah terurai. Seseorang telah melepaskan sebuah sisi dengan melakukan pembunuhan berantai itu. Apakah salah satu dari mereka? Ataukah mereka sendiri terjebak dalam pusaran permainan sang waktu?



Saat pertama kali membaca cerita ini saya tidak bisa berbohong bahwa saya kebingungan. Di cerita ini memiliki banyak sekali POV.

📚 POV yang berasal dari orang ketiga atau si penulis yang menceritakan prolog cerita ini. Pada saat prolog, masih sedikit aman walaupun membingungkan. Lantas timbullah di akhir ending pencapaian dalam membaca. Apa hubungannya kasus ini dengan Ale? Apakah hanya sekadar menjelaskan bahwa ia yang menemukan manyat itu? Atau apalah-apalah?

📚 POV pertama yang berasal dari Sara. Sara adalah pusat dari permasalahannya. Hanya karena rasa sayang, ia mendapat kebingungan yang luar biasa. Mulai dari kematian Tante Siska, Robert, sampai ke mayat yang pertama kali ditemukan oleh Jerry, yaitu Harry.

📚 Selanjutnya ada POV Danny, si pria India yang merupakan mantan pacar Sara. Ia mencari tahu keberadaan Sara karena ia merasa tak bisa hidup tanpa gadis tersebut.

📚 Lalu ada POV Jose walaupun hanya 1 POV atau 1 bab saja. Di sana ialah tempat mengungkapan dan perencanaan sampai perasaan. Berbeda dengan POV Sara dan Danny yang ada di setiap bab, POV Jose yang hanya 1 bab merangkup segala hal dalam 1 bab tersebut.

Untuk POV yang menceritakan pengungkapan kasus ini dari Jerry, di sana menggunakan POV 3, yakni si penulis langsung menceritakannya.




Cerita ini sungguh membuat deg-degan. Kasus yang diungkapkan oleh Jerry ialah mayat tanpa identitas dengan tangan yang dipotong dan wajah yang hancur. Sungguh sadis bukan? Hal itu menyebabkan si detektif handal, Jerry, sulit mengenali orang tersebut.

Usai kematiannya, terjadi kematian Tante Siska dan Robert. Apa hubungannya dengan mayat tersebut. Sulit dimengerti pula siapa orang yang sudah menyusun perencanaan tersebut. Saat kalian membaca di awal dan pertengahan, kalian menebak satu orang yang kemungkinan membunuh orang yang dekat dengan Sara dengan arti membalas dendam masa lalu. Lantas, siapa yang menduga bahwa orang yang melakukannya adalah orang yang manis dan menggemaskan?

Penasaran dengan ceritanya?

Mungkin cerita ini akan amat sulit ditemukan di toko buku ataupun pada penerbitnya langsung. Setuju tidak kalau seandainya saya buat grup atau sejenis seminar online tentang cerita ini? Jika diizinkan penulis dan penerbit, kita akan membincangnya agar kalian tidak penasaran lain.

Ayo disuport biar kalian tahu ceritanya. Kecuali kalian dapat buku ini atau masih beredar di tempat kalian, ya, bagus dong. Saya enggak capek menjelaskan rasa penasaran kalian.

Aku ingin memberi nilai untuk cerita ini.
Bintang 8/10
Terima kasih sudah menyimak. Sukses terus untuk penulisnya. Salam, Nadyr.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] Panggung Shakespeare

[Review] Cari Cinta

[Review] The Great Muslimah