[Review] Mereka Bilang Ada Toilet di Hidungku


Buku ini juga sedang ramai diperbincangkan oleh para bookstagram Indonesia. Ketertarikan saya untuk membaca buku ini pertama sekali terletak pada covernya. Setelah membaca beberapa review dari banyak bookstagram, jadinya saya putuskan untuk membeli dan membacanya. Sebelum saya mengulas lebih panjang kali lebar, kita cek biodata bukunya dulu, yuk!

Judul : Mereka Bilang Ada Toilet di Hidungku
Penulis : Ruwi Meita
Penerbit : Penerbit Bhuana Sastra
Tahun Terbit : 2019
Tebal : 303
Harga : P. Jawa – Rp. 82.000

[Blurb]

Setiap hari Imalovix menjadi bahan olok-olok karena statusnya sebagai anak Rahim asli. Pada zaman itu, anak-anak rahim asli dianggap kelas bawahan karena kualitasnya jauh disbanding anak-anak rahim kaca yang merupakan anak unggulan, terbaik, dan kebal terhadap virus. Imalovix tidak bisa mengelak karena dia memiliki tanda lahir di bagian yang tak bisa ia sembunyikan: mata.

Suatu hari, kakeknya memberi sebuah jurnal yang ditulis seribu tahun lalu oleh seorang gadis bernama Kecubung. Seperti Ima, Kecubung memiliki tanda lahir di hidungnya dan itu membuat ia diolok-olok. Dengan kemarahannya karena merasa dikasihani, Imalovix mengembalikan jurnal itu kepada kakeknya.

Namun, kemarahan itu justru menimbulkan kedukaan lain, hingga Imalovix pun berharap dia bisa mendapatkan jurnal itu kembali.

Ada bagian dalam kehidupan ini yang harus tetap berjalan alami, dan ilmu pengetahuan tidak selamanya menjadi jawaban.
***
Saya membayangkan anak rahim kaca diproses seperti bayi tabung. Hanya saja, benih bayi tabung dimasukkan kembali ke dalam rahim, sedangkan anak rahim asli dipanen di sebuah rumah bayi kaca dokter Wix.

Ada beberapa karakter tokoh mencolok pada cerita ini yang akan aku jelaskan menurutku:

πŸ’• Imalovix. Gadis yang berasal dari rahim asli yang selalu saja dibully oleh anak rahim kaca. Walaupun demikian, Imalovix tidak sebodoh yang dikira. Ia tak kalah cerdas dengan anak rahim kaca. Ia berasal dari keluarga campuran. Bukan hanya itu, sikap gigih dan beraninya sangat menonjol di cerita ini.

πŸ’• Yanuv. Si gadis rahim kaca yang berkarakter sombong. Katanya, ia sangat sempurna. Dia pintar, cantik, bahkan kaya.

πŸ’• Brigit. Gadis yang berasal dari rahim kaca namun dia tidak sempurna. Hanya saja, dia memiliki kelebihan di dalam kekurangannya yang banyak itu. Yaitu bisa meniru banyak suara hewan.

πŸ’•Qariya. Karakter ini yang aku sukai juga selain Imalovix. Hanya saja dia sangat misterius namun menurutku dia manis. Walaupun cuek dan datar akibat anak rahim kaca tidak bisa tersenyum alami layaknya rahim asli, namun dia terlihat manis dengan sikapnya yang bisa berubah baik.
***
Saat membaca cerita ini, saya seperti melihat keadaan Indonesia seribu tahun ke depan. Saya belum paham apa yang dimaksud dengan angin merah di cerita ini. Namun saya menangkapnya bahwa angin merah ini merupakan udara buruk yang sedang terjadi di Indonesia saat ini — tepatnya di Jakarta.

Ada beberapa hal yang saya suka dalam cerita ini.

Pertama, saya bisa membayangkan keadaan Indonesia seribu tahun ke depan walaupun bayangan ini dalam bentuk fantasy.

Kedua, ini buku fantasy yang sangat saya sukai selain series Bumi karya Tere Liye.

Ketiga, bahasa yang dipilih di dalam cerita ini oleh kakak penulis tidak membuat kita bingung. Bahkan dengan sebutan kota Yolekata saja kita tahu kota apa yang dimaksud sebelum kita membaca penjelasannya. Bukan hanya itu, bahasa yang sejujurnya tidak pernah saya ketahui berasal dari mana, tapi saya sangat suka bahasa itu. Apa lagi bahasa alay jaman sekarang dibuat menjadi bahasa gaul pengganti gue-elu.

Keempat, kisah yang diangkat di novel ini sungguh sangat menarik.
Kelima, jalan ceritanya tidak membingungkan sama sekali.

Dan padahal masih banyak kesukaan saya dalam cerita ini. Namun jika saya jabarkan semuanya, kepanjangan dan kalian malah skip doang. Intinya, ceritanya sangat menarik dan saya suka.
***
Novel ini menceritakan remaja bernama Imalovix yang berbeda tahtanya. Bukan berdasarkan materi, tapi berdasarkan cara ia dilahirkan.

Suasana pembullyan di sini alami terjadi dengan kehidupan anak remaja jaman sekarang. Banyak anak yang pastinya merasakan seperti apa dibully. Hanya saja, jika sekarang pembullyan berasal karena tahta, harta, jabatan, kecantikan, dan semacamnya, di cerita ini lebih ke dari mana kamu dilahirkan.

Di dalam buku ini ada segelintir jurnal Kecubung. Wanita itu juga diolok-olokkan alias dibully. Namun saat membaca jurnal ini, Imalovix yang masih kecil malah berpikir lain tentang tujuan sang Iyangka memberi jurnal itu padanya. Sampai hal duka terjadi, barulah kesadaran itu tiba.

Namun siapa sangka, kesadaran itu membuat ia jatuh ke dalam masalah baru.
***
Saya merasa tidak puas membaca cerita ini.

Ada yang tahu kenapa saya tidak puas?

Mungkin, kalian yang sudah membacanya juga merasa tidak puas, bukan?!

Saya suka endingnya. Namun menurut saya itu bukanlah ending yang sebenarnya. Pasti ini ada sambungannya! Dan saya berharap memang ada sambungannya.

Saat membaca bab terakhir, saya pikir ada kejutan yang ending sebenarnya. Tapi ternyata dugaan saya salah. Malah endingnya kegantung banget. Apa yang akan terjadi dengan kehidupan Imalovix dan Qariya? Rasa itu akan jadi seperti apa?!

Semoga memang betul ada sambungannya dan kami para pembaca cepat mendapat kejelasan dalam cerita ini. Untuk kepenulisan, tidak ada yang cacat. Ini cerita fantasy yang sangat kusukai. Awalnya sih saya menghindar dari cerita fantasy. Namun untuk cerita ini, saya tidak bisa menghindar. Saya suka sekali.

Kak Ruwi. Saya tunggu kelanjutan cerita ini. Sukses terus untuk Kakak dan semoga karyanya semakin berkembang.

Salam, Nadyr ….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] Panggung Shakespeare

[Review] Cari Cinta

[Review] The Great Muslimah