[Review] Gia

Dear pembaca,
Buku yang kali ini aku ulas bukanlah bergenre favoritku dan juga bukan genre fantasy yang pernah beberapa kali aku ulas. Genre buku ini adalah novel inspiratif. Jika membahas tentang inspiratif, berarti ada kesedihan di cerita tersebut. Nah, sebelum kita tahu apa yang ada di cerita ini, cek identitas bukunya dulu, yuk.


Judul : Gia – The Diary of A Little Angel
Penulis : Irma Irawati
Penerbit : Bhuana Sastra
Tahun terbit : 2018
Tebal : 140 halaman
Harga : P. Jawa – Rp. 42.000,00

[Blurb]
Rambut oh rambut
Mengapa engkau tak tumbuh?
Macam mana aku nak tumbuh
Kepala Gia botak

Itu adalah meme yang dibuat Gia di instagramnya. Tadinya rambut Gia panjang ikal dan tebal, tapi karena sakit, rambutnya jadi rontok. Tapi Gia tak suka mengeluh. Ia selalu tersenyum dan siap membantu teman yang berkurangan. Gia yang tinggal di Pondok Pesantren selalu ceria dan percaya diri. Kehidupannya menjadi berkah dan inspirasi bagi banyak orang.
.
Nah, setelah membaca blurbnya, ada yang penasaran hingga tersentuh nggak? Dari blurbnya saja sudah bikin bergetar, ‘kan?




Gadis kecil bernama Nazila Apregia Raigane atau yang lebih akrab disapa Gia mengalami hal yang buruk di usianya yang sangat belia. Ia gadis kecil yang energik, sopan, baik hati, suka menolong, intinya ia mengikuti sifat rasulullah seperti yang diajarkan oleh orang tuanya yang seorang pemilik pondok pesantren.

Kak Irma mengangkat sebuah kisah nyata dari seorang gadis yang aku tahu dulu lewat akun Instagram seorang artis. Saat aku buka halaman terakhir, aku kaya merasa pernah melihat sosok gadis kecil yang selalu ceria dalam sakitnya. Dan ternyata benar, ada  vokalis band yang dekat dengan ortunya ikut menjenguknya. Apa lagi dengan sifatnya yang sangat menginsiparasi bagi banyak orang.

Gia ini memiliki sifat yang amat dermawan. Ia membantu temannya membeli tas dari hasil celengannya yang memang diniatkan untuk membantu temannya yang bernama Fani. Sungguh dermawan sekali bukan gadis kecil itu?

Gia mengidap penyakit Acute Myeloid Leukimia. Dari namanya saja kita sudah tahu ini penyakit kanker yang berasal dari darah. Namun hebatnya Gia, ia yang sudah lama merasakan aneh di tubuhnya tetap ceria dan semangat.
.
Apakah ada yang memiliki penyakit sama dengan Gia? Bagaimana kalian melawan hidup?




Banyak cerita sedih yang aku baca, namun tak banyak yang berhasil membuat aku menangis. Namun saat bab-bab akhir membaca perjuangan Gia untuk sembuh dan membaca gadis ini pantang untuk sembuh, apa lagi di akhir cerita ini, air mataku tidak bisa ditahan lagi. Mungkin, jika aku ada di posisi Mamah dan Apah Gia, aku tidak bisa setegar mereka.

Cerita memilukan ini membuat aku menghambil hikmah agar aku terus semangat hidup di sakitku yang tidak seberat sakit Gia. Aku harus bisa bersyukur bahwa Tuhan masih memberiku umur dan waktu untuk bernafas.

Membaca cerita ini, membuat aku tertampar. Sungguh, cerita ini bagus dibaca untuk orang yang kurang bersyukur dalam hidupnya.

Ah, ya. Yang membuat aku semakin terharu dengan cerita ini, di dalamnya terdapat kupasan-kupasan diary Gia semasa ia sakit. Tulisan tangan itu berhasil membuat hatiku terasa seperti di ramas. Anak sekecil Gia sudah tahu bagaimana caranya ia memberi kenangan.

Ranting yang kuberikan di buku ini amatlah tinggi. Karena buku ini berhasil membuat aku bersyukur.
🌟 10/10.

Tabah selalu Mamah dan Apah Gia jika kalian membaca review ini. Mamah dan Apah Gia beserta keluarga Gia adalah orang yang amat luar biasa. Sukses terus Kak Irma dalam karyanya. Salam, Nadyr ….

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] Panggung Shakespeare

[Review] Cari Cinta

[Review] The Great Muslimah