[Review] Lovesomnia

Dear pembaca,
Cerita lama yang kubaca dan terpendam di rak buku kini aku akan mengereviewnya. Ini buku Kak Tika yang pertama kali aku baca. Bagaimana kesan pertamaku saat membaca karya Kak Tika? Cek, yuk!


Judul : Lovesomnia
Penulis : Atika
Penerbit : Romancious
Tahun terbit : 2018
Tebal : 300 halaman
Harga : P. Jawa – Rp. 79.500,00

[Blurb]
Para dokter itu sudah menyerah dengan insomnia kronisku yang semakin mengikis nyawa. Aku terlihat seperti zombie dan pecandu obat-obatan terlarang dalam waktu yang bersamaan. Aku sudah melakukan segalanya, tapi pil-pil obat tidur itu malah hampir merenggut nyawaku. Berbagai terapi meditasi hanya membuang-buang waktu, tidak ada hasilnya. Nyatanya, aku hanya butuh dia, My Angel.

Tanpanya, tidur hanyalah neraka dunia bagiku.
.
Hm, pernah membaca bukunya? Ayo berbagi bagaimana pengalaman kamu membaca cerita ini.




Buku ini sudah lumayan lama aku membacanya. Saat pertama aku berniat menjadi bookstagram, aku sudah mulai membacanya. Hanya saja, aku belum berani mengreview buku ini. Dan sekarang, aku memberanikan diri membacanya.

Seperti yang sering kubaca dari instastroy Kak Tika, beliau mengangkat cerita meinstream. Dan betul saja. Aku sangat suka dengan cerita Kak Tika. Ini cerita pertama yang aku baca, walau belum mencoba membaca cerita yang lain, namun Lovesomnia memiliki porsi yang cukup memuaskan untuk aku pribadi.

Mungkin, sudah banyak yang membaca cerita ini. Terkisahkan seorang pria yang bernama Raymond Giano yang memiliki penyakit akut yang dianggap sepele oleh beberapa orang. Untuk beberapa hari ini, aku sendiri pun sedang mengidap insomnia, namun tidak separah si pria tampan ini. Diriku hanya bertahan sampai jam 1 malam, sedangkan Raymond sanggup bertahan tidak tidur sampai seharian penuh bahkan lebih.

Pertemuannya dengan Monik dan persyaratan yang ia buat sedikit membantunya. Banyak konflik yang mereka alami walaupun mereka saling cinta. Hm … cerita ini terlalu manis menurutku. Bagaimana dengan kalian?




Sosok Monik sangat menggemaskan dan sosok Raymond berhasil membuat setiap wanita meleleh. Aku suka tertawa sendiri saat membacanya. Cerita ini sudah dua kali kubaca sanking sukanya aku dengan gaya bahasa yang digunakan Kak Tika. Fokus dalam cerita ini pun tidak melenceng dari apa yang kita bayangkan. Hal itu membuat kita si pembaca tersenyum kecil saat menutup di akhir cerita.

Pernah saat Monik tidak menemaninya malam itu, sifat Raymond membuat aku terkekeh ngakak walaupun mungkin menurut orang tidak terlalu lucu. Namun yang membuat aku ngakak bukanlah lucu dengan kata yang dikeluarkan melainkan tingkah Raymond. Intinya, cerita ini sangat pas dinikmati oleh kamu seorang bucin. Hihihi.

Sukses terus Kak Tika. Semoga naskah selanjutnya terbit lama. Ah, aku lupa sudah berapa banyak cerita Kakak yang sudah dibukukan. Kalau tidak salah lebih dari 9 buku. Semoga bisa melahirkan buku berpuluhan. Salam, Nadyr.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] Panggung Shakespeare

[Review] Cari Cinta

[Review] The Great Muslimah